PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) https://www.thebankofburlington.com/ memaparkan potensi pengembangan industri hilir berbasis gas, lewat rancangan pembangunan pabrik Amoniak-Urea di Fakfak Papua Barat.
Hal ini sebagai usaha korporasi menangkap kesempatan manfaat menopang ketahanan pangan dan perekonomian nasional, terlebih untuk penguatan usaha inti di dalam pemenuhan kebutuhan pupuk domestik.
SVP Pengembangan Pupuk Kaltim Indardi menjelaskan pengembangan pabrik di Fakfak Papua Barat merupakan keliru satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang udah ditetapkan oleh pemerintah.
Pengembangan pabrik lihat kebutuhan Urea di dalam negeri yang diprediksi mencapai 6-7 juta ton terhadap 2030, supaya pasokan yang lebih besar mutlak disiapkan secara optimal untuk menopang pengembangan sektor pertanian dan ketahanan pangan di Indonesia.
“Pabrik Pupuk Kaltim di Papua Barat nantinya bakal miliki kapasitas 2 juta ton per tahun, terdiri berasal dari 1,15 Juta ton Urea dan 825.000 ton Amoniak,” ucap Indardi.
Pengembangan pabrik di Papua Barat secara tentu bakal menambah kapasitas memproduksi Urea Pupuk Kaltim saat ini sebesar 3,4 juta MTPY, dan Amoniak 2,7 juta MTPY berasal dari pabrik di Kota Bontang Kalimantan Timur. Sementara untuk pabrik di Papua Barat, bakal miliki kapasitas Amoniak Plant sebesar 2.500 MTPD dan Urea Plant 3.500 MTPD dengan umumnya memproduksi 2 juta MTPY.
“Dari keseluruhan memproduksi tersebut, Pupuk Kaltim bakal mampu menyumbang kira-kira 80 % kebutuhan urea nasional terhadap 2030,” tutur Indardi.
Dipilihnya wilayah di Fakfak, lanjut Indardi, tidak cuman untuk menopang peningkatkan pembangunan di kawasan timur Indonesia, termasuk lihat ketersediaan gas alam yang memadai melimpah di Papua Barat.
Sehingga Pupuk Kaltim lewat penugasan Pupuk Indonesia, menetapkan cara strategis untuk mendekatkan aktivitas memproduksi dengan bahan baku supaya lebih efektif dan memudahkan operasional.
Di mana pabrik pupuk ini nantinya tidak hanya mengamankan stok pupuk di dalam negeri, tapi termasuk memperkuat posisi Pupuk Kaltim di rantai pasok dunia (global supply chain), terlebih Asia Tenggara.
Selain itu Pupuk Kaltim menargetkan pembangunan pabrik pupuk di Fakfak turut memberi tambahan economic return di tingkat lokal maupun nasional, termasuk kemudahan pasokan pupuk bagi kawasan timur Indonesia lewat pemerataan distribusi, supaya kebutuhan petani mampu terjangkau dengan lebih optimal.
“Pupuk Kaltim termasuk menyimak kapasitas pemberdayaan masyarakat lokal, di dalam menopang pengembangan industri terus menerus yang turut memberi tambahan dampak terhadap penguatan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di Papua Barat,” lanjut Indardi.
Guna menegaskan stabilitas pasokan gas yang mencapai 102 BBTUD, Pupuk Kaltim udah laksanakan penandatanganan Head of Agreement (HoA) untuk menjual membeli gas bumi dengan Genting Oil Kasuri, sebagai keliru satu Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang mengelola gas alam di Papua Barat.
Kerja sama ini bakal menopang menegaskan keberlanjutan memproduksi pupuk di dalam negeri, dengan rancangan penyaluran gas bakal mulai dilakukan terhadap langkah Pre-Commissioning di kuartal II 2027.
Pembangunan pabrik Papua Barat menjadi cara besar Pupuk Kaltim di dalam fase pertumbuhan perusahaan, supaya kedepan mampu menjadi industri amoniak dan urea ke dua terbesar di Asia Pasifik yang berperan mutlak di dalam international supply chain.
“Langkah ini pun seiring dengan petunjuk Presiden Joko Widodo, supaya perusahaan BUMN mampu menjadi pemain mutlak di kancah global. Sehingga penugasan ini tidak hanya baik bagi Pupuk Kaltim tapi termasuk perekonomian negara,” malah Indardi.
Forkapnas III Pamalu 2023 mengusung tema ‘Kontribusi Strategis Industri Hulu Migas untuk Mendukung Pengembangan Energi Indonesia Timur’, dengan menghadirkan tujuh operator migas, serta para pemangku keperluan industri hulu migas.